Bunga
dalam perjalanan malam
Di dalam sini terasa begitu sepi. Hanya
terdengar suara mesin mobil yang menyala. Kilatan cahaya lampu di pinggir jalan
menyambar wajahku. Mata yang sedari tadi terpejam perlahan terbuka.
“Di manakah sekarang ini?”tanyaku dalam
hati.
Aku mencoba menegakkan kepala. Kulihat ayah
masih terjaga sampai saat ini. Tangannya terus saja memegang kemudi mobil. Ia
terlihat lesu,tatapan mata itu nampak tak bersemangat. Sesekali ia mengusap
kedua mata dan keningnya sebagai tanda dia sudah lelah. Tak ada sepatah kata pun
yang keluar. Ia terus menatap ke depan mengamati jalan yang sedang kami lewati.
“Sunyi...”kataku dalam hati.
Aku menatap keluar, terlihat suasana yang
begitu sepi. Langit nampak begitu gelap. Hanya terlihat satu dua bintang yang
redup.
Entah mengapa keheningan saat ini membuatku
merasa nyaman. Aku melipatkan kedua tangan di atas perutku. Terasa
hangat.Kusandarkan kepalaku pada ujung kursi. Sebentar aku menengok ke kiri, aku
melihat ibu sedang tertidur di sana. Matanya terpejam,raut wajahnya menampakkan
ekspresi kelelahan. Dia menyandarkan kepalanya pada ujung kursi. Aku melihat wajahnya. Garis-garis
penuaan mulai tergambar jelas. Dia nampak lebih tua sekarang. Beberapa helai
rambut berwarna putih terselip di antara rambut yang dulu hitam. Kemudian,aku
mencoba untuk menatapnya lebih dalam. Aku melihat wajah seseorang yang dulu
selalu bersamaku.
Aku ingat dulu saat pertama kali kami pergi
ke luar kota.
“Hiro,apa kau sudah siap?”dia bertanya
sambil memegang tanganku.
“Siap ibu”jawabku tersenyum melihat
wajahnya.
“Baiklah tetap duduk di atas kursi,Hiro”dia
menyuruhku untuk tetap diam di belakang sana.
Perlahan suara mobil menyala mulai
terdengar. Rupanya ayah sudah siap untuk mengemudikan mobil ini.
“Kita akan berangkat Hiro”ibu berkata dengan
tersenyum padaku.
Mobil itu perlahan melaju. Akhirnya kami
berangkat ke luar kota.
Waktu terus berlalu. Di dalam mobil itu aku
menatap ke luar jendela,terlihat langit yang begitu cerah. Langit itu berwarna
biru,seekor burung tampak terbang di bawahnya.
“Wah...”aku terkagum melihat pemandangan di
atas.
“Ibu...ibu...”panggilku manja kepadanya.
“Ada apa,Hiro?”ibu bertanya padaku.
“Itu apa ibu”kataku sambil menunjuk ke arah
langit.
“Oh...itu adalah seekor burung Hiro”dia
menjawab sembari tersenyum padaku.
“Kenapa mereka dapat terbang ibu?”rasa
penasaranku mulai tumbuh.
“Hmm...kenapa yah ayah?”ibu tersenyum pada
ayah.Dia seakan sedang mengajak ayah untuk ikut dalam pembicaraan kami.
“Hahha Hiro...mau ayah jawab
pertanyaanmu?”ayah tertawa mendengar pertanyaanku.
“Iya ayah..kenapa burung dapat terbang di
langit?”aku semakin penasaran mendengar jawabannya.
“Itu karena...burung mempunyai sepasang
sayap di tubuhnya. Kamu bisa lihat sesuatu yang bergerak naik turun di samping
tubuhnya,itulah yang disebut sepasang sayap”jelas ayah kepadaku.
Kemudian aku menatap burung yang sedang
terbang tersebut. Dia terus mengepakkan kedua sayapnya tanpa lelah. Bulu-bulu
halusnya bergerak tertiup hembusan angin yang datang. Aku merasa kagum padanya
yang dapat terbang tinggi di langit. Melihat hal tersebut terlintas sesuatu di
pikiranku.
“Ayah...apakah suatu hari nanti,aku dapat
terbang seperti burung itu???Aku sangat kagum padanya ayah” aku bertanya pada
ayah.
“Hahhhaahaa Hiro...kau memang anak yang
pintar”ayah tertawa mendengar pertanyaanku.
“Kenapa ayah tertawa?apakah aku tak bisa
terbang sepertinya?”aku merasa semakin penasaran mendengar suara tertawa ayah.
“Hmm...tentu saja bisa Hiro. Jika kau terus
berusaha dan tak pernah menyerah,suatu hari nanti ayah yakin kau akan dapat
terbang tinggi di langit seperti burung tersebut”ayah menjawab pertanyaanku.
Aku tersenyum mendengar jawaban ayah saat
itu. Dalam hati aku menetapkan,suatu hari nanti aku akan menjadi seperti burung
tersebut dan terbang menuju langit yang tinggi.
===ooOoo===
Aku mencoba
menegakkan tubuhku. Terasa pegal sekali tulang belakangku ini. Terus duduk di
tempat sempit seperti ini membuat punggungku sakit. Aku melihat ke depan,ayah
masih saja seperti itu. Tangannya terus memegang kemudi.Matanya yang lelah terus
mengamati gelapnya kondisi malam.
“Jam berapa sekarang?”sebuah pertanyaan
tiba-tiba terlintas dipikiranku.
Aku menatap jam di tangan kiriku.
”03.15 a.m.”
Sudah lebih dari 8 jam ayah masih seperti
itu. Matanya terus saja terjaga, mengamati jalanan.
“Apa engkau tidak lelah ayah?”tanyaku dalam
hati sambil menatap wajahnya dari belakang.
#Pukul 05.17 a.m.
Mobil yang membawa kami terus melaju. Suara
mesin dari mobil ini memecah keheningan malam. Mataku terus terjaga,aku merasa
perlu menemani ayah yang sedang menyetir.
Aku menatap keluar jendela. Ku lihat langit
mulai memperlihatkan warna birunya. Meski gelap masih mendominasi di atas
sana,tapi itu cukup menandakan kalau saat ini sudah hampir pagi.
Aku melihat jam tangan yang ada di tangan
kiriku,
“05.17 a.m.”.
“Hhh...”aku menghembuskan nafas.
“Mengapa waktu berjalan terlalu
lambat”keluhku dalam hati.
Waktu berlalu sangat lama untukku. Aku tak
tahan lagi duduk di kursi ini. Punggungku sakit,kakiku terasa sangat
pegal. Satu-satunya hal yang menghiburku sekarang adalah pemandangan gelap di
luar.
Ini terasa membosankan. Aku ingin waktu cepat
berlalu sekarang.Aku tak tahan lagi.
Kemudian aku menolehkan kepalaku ke
belakang.Semuanya terlihat gelap. Tetesan embun yang menempel di kaca membuat
pandanganku sedikit tak jelas.
“Apa..itu?”aku melihat sesuatu.
Sepasang cahaya putih terlihat datang dari
kejauhan.
“Mungkinkah itu sebuah mobil?”tanyaku dalam
hati.
Cahaya tersebut semakin mendekat.
“Iya...itu sebuah mobil”kataku dalam hati.
Sebuah mobil berwarna hitam semakin mendekat
ke arah kami.Namun ada yang aneh saat itu. Mobil tersebut melaju melewati bagian
kanan jalan. Terlihat seorang pria berkacamata hitam sedang mengemudikan mobil
tersebut. Namun anehnya,kepala pria itu terus menunduk. Dia nampak tak bergerak
sama sekali.
“Apakah dia tertidur???”sebuah pertanyaan
terlintas dalam pikiranku.
Aku tak dapat memastikan. Kacamata hitam yang
dikenakan pria tersebut membuat kedua matanya tak terlihat.
“Tunggu dulu!!!...kenapa seseorang harus
mengenakan kacamata hitam saat menyetir di malam hari???”rasa penasaranku mulai
muncul.
Terasa aneh saat itu. Mengapa orang tersebut
memakai kacamata hitam di kondisi yang gelap begini. Biasanya,seseorang memakai
kacamata hitam untuk melindungi matanya dari pancaran sinar matahari ketika
sedang berkendara.
“Dan...kenapa mobil itu melaju di kanan
jalan?”sebuah pertanyaan terlintas lagi dibenakku.
Mobil berwarna hitam itu terlihat sangat
mencurigakan.
===ooOoo===
Aku terus melihat mobil tersebut dari kaca
jendela belakang. Mobil tersebut melaju sedikit lebih cepat dari mobil kami. Kondisi
jalan yang begitu kosong membuat mobil tersebut melesat dengan sangat
lancar. Perlahan,mobil itu kian mendekat dan mendekat.
Sekarang suara mesin dari mobil itu semakin
terdengar. Saat kulihat mobil tersebut telah berada di belakang sebelah kanan jalan
mobil kami.
Pria yang mengemudikan mobil tersebut terus
saja diam tak bergerak. Kepalanya terus menunduk ke bawah seolah dia sedang
membaca sesuatu.
“Kenapa dia terus diam seperti itu?”aku
terus melihat pria tersebut.
Mataku terus mengamatinya. Pikiranku mencoba
menganalisa apa yang sedang aku lihat. Apa yang mungkin sedang terjadi,jika ada
seseorang yang sedang berkendara di malam hari tetapi mengenakan kacamata
hitam. Dan mengapa mobil yang ditumpanginya terus melaju di bagian kanan
jalan. Padahal di negara ini melaju di kanan jalan adalah hal yang bertentangan
dengan tata tertib lalu lintas.
Pikiranku terus mencoba menganalisa hal
tersebut.
“Seorang pria yang mengenakan kacamata di malam hari...dan mobil yang
melaju kencang pada kanan jalan. Pria tersebut nampak tak bergerak sedikitpun. Hmm....mungkinkah...?!!!”aku
terkejut akan suatu hal yang terlintas dalam pikiranku saat itu.
“Mungkinkah pria tersebut sedang tak
sadarkan diri?!!!”teriakku dalam hati.
Aku harap dugaanku tak benar-benar terjadi
saat ini.
Semakin lama,mobil hitam tersebut semakin
mendekat. Akhirnya,mobil itu berada di samping mobil yang saat ini aku
tumpangi. Suara mesin dari mobil hitam tersebut terdengar begitu jelas. Jarak
yang sangat dekat,membuatku dapat melihat ke dalam mobil hitam tersebut.
“Siapakah...itu?”tanyaku dalam hati.
Aku melihat seorang gadis di belakang mobil
tersebut. Dia duduk di sana dengan mengenakan sebuah gaun berwarna biru. Wajah seorang
gadis menunjukkan bahwa dia masih remaja. Rambutnya yang berwarna putih terurai
panjang. Sebuah pita berwarna merah terikat pada ujung rambutnya. Kepala gadis
itu terus menatap ke arah depan. Dia tak menunjukkan ekpresi apapun. Dia hanya
diam tak bergerak.
Aku semakin penasaran dengan hal
tersebut. Aku terus memandangi gadis itu...sampai tiba-tiba kepalanya bergerak
menoleh ke arahku.
Dia menatapku dengan ekspresi datar. Matanya
terus mengamatiku dari balik kaca mobilnya. Aku pun terus melihatnya. Sampai
akhirnya...kami saling bertatap mata.
Tiba-tiba gadis itu tersenyum
kepadaku. Anehnya,senyuman itu menimbulkan sebuah perasaan yang aneh di dalam
hatiku.
“Hhh...perasaan apa ini?”kataku dengan
memegang dada.
Ini pertama kalinya aku merasakan perasaan
seperti ini. Perasaan tersebut seakan membuat jantungku berdetak semakin
kencang.Sementara pandanganku masih tertuju padanya. Tiba-tiba dia menggerakkan
tangan kanannya ke arahku. Dia mengacungkan jari telunjuknya,dan menggesekkannya
ke kaca mobil seakan sedang menulis. Wajahnya saat itu terlihat begitu
tenang. Setelah beberapa detik jari telunjuknya berhenti bergerak,tanda bahwa
dia sudah selesai menulis sesuatu. Kemudian,dia menurunkan tangannya kembali.
“Tak
ada satu kata pun di sana... apa yang baru saja dia tulis?”sebuah pertanyaan
terlintas dalam pikiranku.
Aku terus menatap gadis tersebut. Pikiranku
terus bertanya,apakah yang baru dia tulis di sana. Tiba-tiba gadis itu kembali
tersenyum padaku. Sekali lagi senyumannya membuat jantungku berdetak dengan
kencang.
”Apakah aku menyukai gadis itu?...Tapi, apa
mungkin?...kami bahkan tidak pernah bertemu sebelumnya. Apakah... ini yang
dinamakan cinta pada pandangan pertama?”senyumnya membuat aku merasa bingung.
Aku terus menatapnya. Sampai tiba-tiba,sebuah
kilatan cahaya lampu mengenai kaca mobil hitam tersebut. Kemudian terlihat
sebuah kalimat di kaca jendela mobil itu.
“Aku
sudah menunggumu”
Aku kaget melihat tulisan itu.
”Apakah maksud dari tulisan tersebut???”aku
memikirkan maksud dari tulisan yang baru aku lihat.
Sementara di dalam sana,gadis tersebut terus
memandangku. Dia masih saja tersenyum ke arahku. Aku juga terus menatap wajahnya.
“Siapakah dirimu???...apakah...kita pernah
bertemu sebelumnya???”pertanyaan yang muncul saat aku memandang wajahnya.
Aku mencoba masuk ke dalam
pikiranku. Berharap menemukan sebuah petunjuk yang mungkin dapat membuatku
mengenali dirinya. Namun sekian lama aku mencoba berpikir,tak ada suatu ingatan
apapun yang aku temukan tentang dirinya. Aku tak bisa mengenali siapakah sebenarnya
gadis yang sedang tersenyum kepadaku saat ini.
Waktu semakin berlalu. Jam di tangan kiriku
menunjukkan sekarang sudah pukul 5.30 pagi. Matahari mulai menampakkan sinarnya
di langit bagian timur. Suasana gelap mulai berganti menjadi lebih
cerah. Terlihat pemandangan sebuah bukit dari kaca mobilku.
Sementara itu,mobil hitam yang semula berada
di samping mobilku telah melaju ke depan. Aku masih dapat melihat bagian
belakang mobil tersebut dari sini. Mobil tersebut terlihat melaju dengan sangat
lancar,sampai sesuatu hal yang mengejutkan terjadi. Tiba-tiba salah satu roda
bagian belakang mobil tersebut meletus dengan keras.
“Bungg...”suara yang terdengar di dalam
mobil yang aku tumpangi.
Akibatnya mobil tersebut menjadi bergerak
tak terkendali. Mobil tersebut bergoyang dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Hal
itu terus berlangsung selama kurang dari 5 menit.Sampai kemudian,badan mobil
tersebut berputar di tengah jalan dan membentur pengaman jalan. Mobil hitam
tersebut tidak berhenti sampai di situ. Akibat benturan tadi,mobil tersebut
sekarang melaju ke arah mobil yang saat ini aku naiki. Aku merasa sangat takut
melihat sebuah mobil datang hendak menabrak mobil kami. Di sisi lain aku juga
merasa cemas membayangkan apa yang terjadi dengan gadis itu. Mobil hitam itu
terus melaju dengan cepat. Untungnya ayah segera menyadari kondisi itu. Dengan
sigap dia membelokkan setir ke kanan jalan yang membuat roda belakang mobil
kami selip. Dan pada akhirnya kami berhasil menghindar dari tabrakan yang akan
terjadi. Mobil hitam tersebut masih terus melaju.
Dari kaca belakang aku melihatnya bergerak
tak terkendali. Mobil itu kembali membentur pagar pengaman jalan hingga akhirnya
terbalik. Aku yang melihatnya nampak begitu takut dan cemas. Tanpa sadar,aku
berkata sesuatu kepada ayahku.
“Ayah...kita harus kembali ke sana”kataku
sambil menunjuk mobil hitam yang
terbalik.
Ayah yang saat itu nafasnya masih
memburu,menjawab kata-kataku,
”Baiklah...kita akan menuju ke sana”
Ibu yang berada di sebelahku nampak
panik. Dari wajahnya,dia terlihat sangat ketakutan. Kemudian,tanpa sadar aku
memegang tangannya yang terus gemetaran.
“Tenang...ibu..”kataku kepadanya.
Perlahan keadaan ibuku semakin
membaik. Tangannya sudah tak gemetaran seperti tadi. Namun,masih terlihat sedikit
rasa takut pada raut wajahnya.
Mobil kami perlahan mendekat ke lokasi mobil
hitam itu terbalik. Saat kami sampai,aku melihat kondisi yang parah pada mobil
tersebut. Bagian samping kiri dan kanan mobil penyok akibat menabrak pagar
pengaman jalan. Kaca depan dan samping mobil tersebut pecah tak tersisa. Melihat
hal itu,aku menjadi khawatir dengan apa yang terjadi pada gadis yang ada di
dalam mobil hitam itu.Kemudian kami turun dari mobil.
Ayah segera menelpon “911”.Saat telepon itu
dijawab,dia segera melaporkan kejadian yang baru saja kami alami. Aku merasa
cemas dengan keadaan gadis yang baru saja aku temui. Aku ingin menyelamatkan
gadis tersebut. Aku berjalan mendekat ke benda rusak itu dan merendahkan
tubuhku. Mataku mengamati setiap bagian dalam dari mobil tersebut. Aku berharap
gadis tersebut dapat selamat dari kecelakaan ini.
Mataku terus mencari ke dalam
mobil. Tiba-tiba,aku melihat sebuah noda darah di atap bagian belakang. Aku
berjalan mendekat dan menemukan gadis itu. Kepala gadis itu mengeluarkan
darah. Aku yang saat itu berada di dekatnya tak bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya
aku ingin menolong dia, namun aku tak bisa mengeluarkannya dari dalam
sana. Tubuhnya terjepit kursi mobil yang bengkok akibat benturan mobil dengan
pagar pengaman jalan. Sementara itu,di depan aku melihat seorang pria sedang
terluka parah. Darah keluar dari kepala dan tangannya. Pria tersebut tak bergerak
sama sekali.
Perasaan takut dan khawatir terus
menyelimuti hatiku. Kami yang saat itu
berada di dekat mereka hanya dapat menunggu dengan cemas. Kami berharap,tim
penyelamat akan segera datang ke lokasi dan menyelamatkan mereka.
===ooOoo===
“Wiiiuuu....wiiiuuu....wiiiuuu...”terdengar
suara sirine dari arah belakang.
Empat buah mobil bertuliskan “Polisi” datang
mendekat ke lokasi. Di belakangnya juga terlihat dua mobil ambulan yang bergerak
ke sini. Perasaan takut,cemas,dan khawatir yang menyelimuti kami sedikit
berkurang saat melihat sekelompok mobil tersebut. Akhirnya setelah 5 menit lebih
kami menunggu,tim penyelamat yang kami panggil telah datang. Saat tim tersebut
tiba di lokasi,ayah langsung mendekat ke salah satu mobil polisi. Sekelompok
orang berseragam lengkap turun dari mobil-mobil tersebut. Tak ketinggalan enam
orang perawat dan dua dokter mengikuti di belakang mereka.
“Selamat pagi pak”ayahku menyapa seorang
inspektur polisi yang sepertinya adalah pimpinan dari tim tersebut.
“Selamat pagi pak”jawab orang tersebut.
“Kami merasa bersyukur,anda dan tim
penyelamat cepat datang ke sini”ucap ayahku.Wajahnya yang tadi cemas sekarang
berubah menjadi lebih tenang.
“Sudah menjadi kewajiban kami untuk menolong
orang yang membutuhkan bantuan seperti anda”inspektur tersebut menjawab dengan
bijkasana.
Sementara inspektur itu berbicara dengan
ayah,tim penyelamat yang lain sedang berusaha mengeluarkan dua orang yang
terjebak di dalam mobil yang terbalik itu.
Setelah sekitar lima menit,tim penyelamat
berhasil mengeluarkan mereka. Aku melihat empat orang perawat membawa dua tandu
datang. Tim penyelamat segera menaikkan mereka ke atas tandu dan membawanya ke
dalam ambulan.
“Dia...”kataku cemas ketika tandu yang
membawa gadis itu berjalan melewati tubuhku.
Aku merasa khawatir dengan kondisinya. Darah
yang keluar lebih banyak dari yang kulihat tadi. Dan luka memar di kakinya itu
pasti terasa sangat sakit. Namun,meskipun begitu ada suatu kelegaan yang
terlintas saat aku melihat tubuhnya masih bernafas.
“Syukurlah...”kataku.
Di tempat lain,tandu yang membawa pria
pengemudi mobil hitam tersebut sudah mencapai ambulan lebih dulu. Aku belum
sempat melihat kondisinya. Tapi aku berharap pria tersebut juga dapat
terselamatkan.
Akhirnya,kedua mobil ambulan tersebut membawa
mereka ke rumah sakit terdekat.
Sementara ambulan itu pergi,inspektur yang
tadi berbicara dengan ayah terlihat sedang melaporkan sesuatu lewat
ponselnya. Anggota tim penyelamat lainnya yang sedang berada di lokasi segera
melakukan olah TKP. Mereka mengecek setiap sudut jalan dan bagian mobil yang
terbalik.Sampai kemudian, datang sebuah truk pengangkut mobil ke TKP. Truk
tersebut membawa mobil hitam itu pergi. Dan setelah melakukan pembersihan
TKP,tim penyelamat kembali ke markas mereka.
Aku,ibu,dan ayah segera kembali ke dalam
mobil. Mobil kami berjalan perlahan meninggalkan lokasi tersebut. Saat itu entah
mengapa aku ingin terus menengok ke belakang. Sepertinya ada sesuatu yang
menarik perasaanku. Saat aku menengok ke belakang,aku melihat bayangan gadis itu
berdiri di tengah jalan dengan memandang ke arahku. Aku merasa takut dan
menyembunyikan kepalaku di ujung kursi. Lalu sebuah tulisan berwarna merah darah
tiba-tiba muncul di kaca belakang mobilku. Tulisan itu berkata,
“Kau
akan mati bersamaku”
Perasaanku menjadi campur aduk saat membaca
tulisan itu. Takut,cemas,dan khawatir semua menjadi satu. Aku terus menatap
tulisan tersebut hingga sebuah kalimat lain muncul.
“Lihatlah
ke depanmu... “
Aku sangat takut setelah membaca kalimat
kedua tersebut. Dan...ketika aku memalingkan wajahku ke depan,tiba-tiba sebuah
truk sangat besar sudah berada tepat di depan mobilku.
“Tiiiiinnnnnnnn....!!!”suara klakson sangat
keras terdengar dari truk tersebut.
Aku berteriak sekencang-kencangnya
“Aa..arrgg!!!!!” dan kemudian.... semua kejadian
itu menghilang.
Aku tersadar. Aku membuka kedua mataku dan menemukan
diriku sedang berbaring di atas tempat tidur. Kepalaku terasa sangat
pusing. Semua kejadian tadi sungguh terasa nyata untukku. Aku tak mengira,kisah
perjalanan malam itu akan muncul sebagai mimpi buruk saat aku tidur. Meskipun
begitu aku masih penasaran dengan sosok gadis berambut putih yang saat itu aku
temui.
Tiba-tiba alarm di ponselku berbunyi. Hal itu
menandakan bahwa sekarang sudah jam setengah lima pagi. Aku bergegas menggapai
ponsel tersebut dan mematikan alarmnya.
“Hhh...pusing sekali kepalaku”gerutuku saat
itu.
Kemudian aku menengok ke samping,terlihat
sebuah buku biru dan seragam berwarna hitam tergeletak di tempat tidurku.
“Hhh....”aku menghembuskan nafas.
“But,you have came to me since the
beginning. You smiled,like an angel was giving a life hope in the dark time. The
eyes gaze in that night,realized me why I am here. So I want to know you,more”