Chapter 2@Hujan di musim semi

Bunga dalam perjalanan malam

Di dalam sini terasa begitu sepi. Hanya terdengar suara mesin mobil yang menyala. Kilatan cahaya lampu di pinggir jalan menyambar wajahku. Mata yang sedari tadi terpejam perlahan terbuka.

“Di manakah sekarang ini?”tanyaku dalam hati.

Aku mencoba menegakkan kepala. Kulihat ayah masih terjaga sampai saat ini. Tangannya terus saja memegang kemudi mobil. Ia terlihat lesu,tatapan mata itu nampak tak bersemangat. Sesekali ia mengusap kedua mata dan keningnya sebagai tanda dia sudah lelah. Tak ada sepatah kata pun yang keluar. Ia terus menatap ke depan mengamati jalan yang sedang kami lewati.

“Sunyi...”kataku dalam hati.

Aku menatap keluar, terlihat suasana yang begitu sepi. Langit nampak begitu gelap. Hanya terlihat satu dua bintang yang redup.

Entah mengapa keheningan saat ini membuatku merasa nyaman. Aku melipatkan kedua tangan di atas perutku. Terasa hangat.Kusandarkan kepalaku pada ujung kursi. Sebentar aku menengok ke kiri, aku melihat ibu sedang tertidur di sana. Matanya terpejam,raut wajahnya menampakkan ekspresi kelelahan. Dia menyandarkan kepalanya pada ujung kursi. Aku melihat wajahnya. Garis-garis penuaan mulai tergambar jelas. Dia nampak lebih tua sekarang. Beberapa helai rambut berwarna putih terselip di antara rambut yang dulu hitam. Kemudian,aku mencoba untuk menatapnya lebih dalam. Aku melihat wajah seseorang yang dulu selalu bersamaku.

Aku ingat dulu saat pertama kali kami pergi ke luar kota.

“Hiro,apa kau sudah siap?”dia bertanya sambil memegang tanganku.

“Siap ibu”jawabku tersenyum melihat wajahnya.

“Baiklah tetap duduk di atas kursi,Hiro”dia menyuruhku untuk tetap diam di belakang sana.

Perlahan suara mobil menyala mulai terdengar. Rupanya ayah sudah siap untuk mengemudikan mobil ini.

“Kita akan berangkat Hiro”ibu berkata dengan tersenyum padaku.

Mobil itu perlahan melaju. Akhirnya kami berangkat ke luar kota.

Waktu terus berlalu. Di dalam mobil itu aku menatap ke luar jendela,terlihat langit yang begitu cerah. Langit itu berwarna biru,seekor burung tampak terbang di bawahnya.

“Wah...”aku terkagum melihat pemandangan di atas.

“Ibu...ibu...”panggilku manja kepadanya.

“Ada apa,Hiro?”ibu bertanya padaku.

“Itu apa ibu”kataku sambil menunjuk ke arah langit.

“Oh...itu adalah seekor burung Hiro”dia menjawab sembari tersenyum padaku.

“Kenapa mereka dapat terbang ibu?”rasa penasaranku mulai tumbuh.

“Hmm...kenapa yah ayah?”ibu tersenyum pada ayah.Dia seakan sedang mengajak ayah untuk ikut dalam pembicaraan kami.

“Hahha Hiro...mau ayah jawab pertanyaanmu?”ayah tertawa mendengar pertanyaanku.

“Iya ayah..kenapa burung dapat terbang di langit?”aku semakin penasaran mendengar jawabannya.

“Itu karena...burung mempunyai sepasang sayap di tubuhnya. Kamu bisa lihat sesuatu yang bergerak naik turun di samping tubuhnya,itulah yang disebut sepasang sayap”jelas ayah kepadaku.

Kemudian aku menatap burung yang sedang terbang tersebut. Dia terus mengepakkan kedua sayapnya tanpa lelah. Bulu-bulu halusnya bergerak tertiup hembusan angin yang datang. Aku merasa kagum padanya yang dapat terbang tinggi di langit. Melihat hal tersebut terlintas sesuatu di pikiranku.

“Ayah...apakah suatu hari nanti,aku dapat terbang seperti burung itu???Aku sangat kagum padanya ayah” aku bertanya pada ayah.

“Hahhhaahaa Hiro...kau memang anak yang pintar”ayah tertawa mendengar pertanyaanku.

“Kenapa ayah tertawa?apakah aku tak bisa terbang sepertinya?”aku merasa semakin penasaran mendengar suara tertawa ayah.

“Hmm...tentu saja bisa Hiro. Jika kau terus berusaha dan tak pernah menyerah,suatu hari nanti ayah yakin kau akan dapat terbang tinggi di langit seperti burung tersebut”ayah menjawab pertanyaanku.

Aku tersenyum mendengar jawaban ayah saat itu. Dalam hati aku menetapkan,suatu hari nanti aku akan menjadi seperti burung tersebut dan terbang menuju langit yang tinggi.

===ooOoo===

 Aku mencoba menegakkan tubuhku. Terasa pegal sekali tulang belakangku ini. Terus duduk di tempat sempit seperti ini membuat punggungku sakit. Aku melihat ke depan,ayah masih saja seperti itu. Tangannya terus memegang kemudi.Matanya yang lelah terus mengamati gelapnya kondisi malam.

“Jam berapa sekarang?”sebuah pertanyaan tiba-tiba terlintas dipikiranku.

Aku menatap jam di tangan kiriku.

”03.15 a.m.”

Sudah lebih dari 8 jam ayah masih seperti itu. Matanya terus saja terjaga, mengamati jalanan.

“Apa engkau tidak lelah ayah?”tanyaku dalam hati sambil menatap wajahnya dari belakang.

#Pukul 05.17 a.m.

Mobil yang membawa kami terus melaju. Suara mesin dari mobil ini memecah keheningan malam. Mataku terus terjaga,aku merasa perlu menemani ayah yang sedang menyetir.

Aku menatap keluar jendela. Ku lihat langit mulai memperlihatkan warna birunya. Meski gelap masih mendominasi di atas sana,tapi itu cukup menandakan kalau saat ini sudah hampir pagi.

Aku melihat jam tangan yang ada di tangan kiriku,

“05.17 a.m.”.

“Hhh...”aku menghembuskan nafas.

“Mengapa waktu berjalan terlalu lambat”keluhku dalam hati.

Waktu berlalu sangat lama untukku. Aku tak tahan lagi duduk di kursi ini. Punggungku sakit,kakiku terasa sangat pegal. Satu-satunya hal yang menghiburku sekarang adalah pemandangan gelap di luar.
Ini terasa membosankan. Aku ingin waktu cepat berlalu sekarang.Aku tak tahan lagi.

Kemudian aku menolehkan kepalaku ke belakang.Semuanya terlihat gelap. Tetesan embun yang menempel di kaca membuat pandanganku sedikit tak jelas.

“Apa..itu?”aku melihat sesuatu.

Sepasang cahaya putih terlihat datang dari kejauhan.

“Mungkinkah itu sebuah mobil?”tanyaku dalam hati.

Cahaya tersebut semakin mendekat.

“Iya...itu sebuah mobil”kataku dalam hati.

Sebuah mobil berwarna hitam semakin mendekat ke arah kami.Namun ada yang aneh saat itu. Mobil tersebut melaju melewati bagian kanan jalan. Terlihat seorang pria berkacamata hitam sedang mengemudikan mobil tersebut. Namun anehnya,kepala pria itu terus menunduk. Dia nampak tak bergerak sama sekali.

“Apakah dia tertidur???”sebuah pertanyaan terlintas dalam pikiranku.

Aku tak dapat memastikan. Kacamata hitam yang dikenakan pria tersebut membuat kedua matanya tak terlihat.

“Tunggu dulu!!!...kenapa seseorang harus mengenakan kacamata hitam saat menyetir di malam hari???”rasa penasaranku mulai muncul.

Terasa aneh saat itu. Mengapa orang tersebut memakai kacamata hitam di kondisi yang gelap begini. Biasanya,seseorang memakai kacamata hitam untuk melindungi matanya dari pancaran sinar matahari ketika sedang berkendara.

“Dan...kenapa mobil itu melaju di kanan jalan?”sebuah pertanyaan terlintas lagi dibenakku.

Mobil berwarna hitam itu terlihat sangat mencurigakan.

===ooOoo===

Aku terus melihat mobil tersebut dari kaca jendela belakang. Mobil tersebut melaju sedikit lebih cepat dari mobil kami. Kondisi jalan yang begitu kosong membuat mobil tersebut melesat dengan sangat lancar. Perlahan,mobil itu kian mendekat dan mendekat.

Sekarang suara mesin dari mobil itu semakin terdengar. Saat kulihat mobil tersebut telah berada di belakang sebelah kanan jalan mobil kami.

Pria yang mengemudikan mobil tersebut terus saja diam tak bergerak. Kepalanya terus menunduk ke bawah seolah dia sedang membaca sesuatu.

“Kenapa dia terus diam seperti itu?”aku terus melihat pria tersebut.

Mataku terus mengamatinya. Pikiranku mencoba menganalisa apa yang sedang aku lihat. Apa yang mungkin sedang terjadi,jika ada seseorang yang sedang berkendara di malam hari tetapi mengenakan kacamata hitam. Dan mengapa mobil yang ditumpanginya terus melaju di bagian kanan jalan. Padahal di negara ini melaju di kanan jalan adalah hal yang bertentangan dengan tata tertib lalu lintas.

Pikiranku terus mencoba menganalisa hal tersebut.

“Seorang pria yang mengenakan kacamata di malam hari...dan mobil yang melaju kencang pada kanan jalan. Pria tersebut nampak tak bergerak sedikitpun. Hmm....mungkinkah...?!!!”aku terkejut akan suatu hal yang terlintas dalam pikiranku saat itu.

“Mungkinkah pria tersebut sedang tak sadarkan diri?!!!”teriakku dalam hati.

Aku harap dugaanku tak benar-benar terjadi saat ini.

Semakin lama,mobil hitam tersebut semakin mendekat. Akhirnya,mobil itu berada di samping mobil yang saat ini aku tumpangi. Suara mesin dari mobil hitam tersebut terdengar begitu jelas. Jarak yang sangat dekat,membuatku dapat melihat ke dalam mobil hitam tersebut.

“Siapakah...itu?”tanyaku dalam hati.

Aku melihat seorang gadis di belakang mobil tersebut. Dia duduk di sana dengan mengenakan sebuah gaun berwarna biru. Wajah seorang gadis menunjukkan bahwa dia masih remaja. Rambutnya yang berwarna putih terurai panjang. Sebuah pita berwarna merah terikat pada ujung rambutnya. Kepala gadis itu terus menatap ke arah depan. Dia tak menunjukkan ekpresi apapun. Dia hanya diam tak bergerak.

Aku semakin penasaran dengan hal tersebut. Aku terus memandangi gadis itu...sampai tiba-tiba kepalanya bergerak menoleh ke arahku.

Dia menatapku dengan ekspresi datar. Matanya terus mengamatiku dari balik kaca mobilnya. Aku pun terus melihatnya. Sampai akhirnya...kami saling bertatap mata.

Tiba-tiba gadis itu tersenyum kepadaku. Anehnya,senyuman itu menimbulkan sebuah perasaan yang aneh di dalam hatiku.

“Hhh...perasaan apa ini?”kataku dengan memegang dada.

Ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Perasaan tersebut seakan membuat jantungku berdetak semakin kencang.Sementara pandanganku masih tertuju padanya. Tiba-tiba dia menggerakkan tangan kanannya ke arahku. Dia mengacungkan jari telunjuknya,dan menggesekkannya ke kaca mobil seakan sedang menulis. Wajahnya saat itu terlihat begitu tenang. Setelah beberapa detik jari telunjuknya berhenti bergerak,tanda bahwa dia sudah selesai menulis sesuatu. Kemudian,dia menurunkan tangannya kembali.

“Tak ada satu kata pun di sana... apa yang baru saja dia tulis?”sebuah pertanyaan terlintas dalam pikiranku.

Aku terus menatap gadis tersebut. Pikiranku terus bertanya,apakah yang baru dia tulis di sana. Tiba-tiba gadis itu kembali tersenyum padaku. Sekali lagi senyumannya membuat jantungku berdetak dengan kencang.

”Apakah aku menyukai gadis itu?...Tapi, apa mungkin?...kami bahkan tidak pernah bertemu sebelumnya. Apakah... ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?”senyumnya membuat aku merasa bingung.

Aku terus menatapnya. Sampai tiba-tiba,sebuah kilatan cahaya lampu mengenai kaca mobil hitam tersebut. Kemudian terlihat sebuah kalimat di kaca jendela mobil itu.

“Aku sudah menunggumu”

Aku kaget melihat tulisan itu.

”Apakah maksud dari tulisan tersebut???”aku memikirkan maksud dari tulisan yang baru aku lihat.

Sementara di dalam sana,gadis tersebut terus memandangku. Dia masih saja tersenyum ke arahku. Aku juga terus menatap wajahnya.

“Siapakah dirimu???...apakah...kita pernah bertemu sebelumnya???”pertanyaan yang muncul saat aku memandang wajahnya.

Aku mencoba masuk ke dalam pikiranku. Berharap menemukan sebuah petunjuk yang mungkin dapat membuatku mengenali dirinya. Namun sekian lama aku mencoba berpikir,tak ada suatu ingatan apapun yang aku temukan tentang dirinya. Aku tak bisa mengenali siapakah sebenarnya gadis yang sedang tersenyum kepadaku saat ini.

Waktu semakin berlalu. Jam di tangan kiriku menunjukkan sekarang sudah pukul 5.30 pagi. Matahari mulai menampakkan sinarnya di langit bagian timur. Suasana gelap mulai berganti menjadi lebih cerah. Terlihat pemandangan sebuah bukit dari kaca mobilku.

Sementara itu,mobil hitam yang semula berada di samping mobilku telah melaju ke depan. Aku masih dapat melihat bagian belakang mobil tersebut dari sini. Mobil tersebut terlihat melaju dengan sangat lancar,sampai sesuatu hal yang mengejutkan terjadi. Tiba-tiba salah satu roda bagian belakang mobil tersebut meletus dengan keras.

“Bungg...”suara yang terdengar di dalam mobil yang aku tumpangi.

Akibatnya mobil tersebut menjadi bergerak tak terkendali. Mobil tersebut bergoyang dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Hal itu terus berlangsung selama kurang dari 5 menit.Sampai kemudian,badan mobil tersebut berputar di tengah jalan dan membentur pengaman jalan. Mobil hitam tersebut tidak berhenti sampai di situ. Akibat benturan tadi,mobil tersebut sekarang melaju ke arah mobil yang saat ini aku naiki. Aku merasa sangat takut melihat sebuah mobil datang hendak menabrak mobil kami. Di sisi lain aku juga merasa cemas membayangkan apa yang terjadi dengan gadis itu. Mobil hitam itu terus melaju dengan cepat. Untungnya ayah segera menyadari kondisi itu. Dengan sigap dia membelokkan setir ke kanan jalan yang membuat roda belakang mobil kami selip. Dan pada akhirnya kami berhasil menghindar dari tabrakan yang akan terjadi. Mobil hitam tersebut masih terus melaju.

Dari kaca belakang aku melihatnya bergerak tak terkendali. Mobil itu kembali membentur pagar pengaman jalan hingga akhirnya terbalik. Aku yang melihatnya nampak begitu takut dan cemas. Tanpa sadar,aku berkata sesuatu kepada ayahku.

“Ayah...kita harus kembali ke sana”kataku sambil  menunjuk mobil hitam yang terbalik.

Ayah yang saat itu nafasnya masih memburu,menjawab kata-kataku,

”Baiklah...kita akan menuju ke sana”

Ibu yang berada di sebelahku nampak panik. Dari wajahnya,dia terlihat sangat ketakutan. Kemudian,tanpa sadar aku memegang tangannya yang terus gemetaran.

“Tenang...ibu..”kataku kepadanya.

Perlahan keadaan ibuku semakin membaik. Tangannya sudah tak gemetaran seperti tadi. Namun,masih terlihat sedikit rasa takut pada raut wajahnya.

Mobil kami perlahan mendekat ke lokasi mobil hitam itu terbalik. Saat kami sampai,aku melihat kondisi yang parah pada mobil tersebut. Bagian samping kiri dan kanan mobil penyok akibat menabrak pagar pengaman jalan. Kaca depan dan samping mobil tersebut pecah tak tersisa. Melihat hal itu,aku menjadi khawatir dengan apa yang terjadi pada gadis yang ada di dalam mobil hitam itu.Kemudian kami turun dari mobil.

Ayah segera menelpon “911”.Saat telepon itu dijawab,dia segera melaporkan kejadian yang baru saja kami alami. Aku merasa cemas dengan keadaan gadis yang baru saja aku temui. Aku ingin menyelamatkan gadis tersebut. Aku berjalan mendekat ke benda rusak itu dan merendahkan tubuhku. Mataku mengamati setiap bagian dalam dari mobil tersebut. Aku berharap gadis tersebut dapat selamat dari kecelakaan ini.

Mataku terus mencari ke dalam mobil. Tiba-tiba,aku melihat sebuah noda darah di atap bagian belakang. Aku berjalan mendekat dan menemukan gadis itu. Kepala gadis itu mengeluarkan darah. Aku yang saat itu berada di dekatnya tak bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya aku ingin menolong dia, namun aku tak bisa mengeluarkannya dari dalam sana. Tubuhnya terjepit kursi mobil yang bengkok akibat benturan mobil dengan pagar pengaman jalan. Sementara itu,di depan aku melihat seorang pria sedang terluka parah. Darah keluar dari kepala dan tangannya. Pria tersebut tak bergerak sama sekali.

Perasaan takut dan khawatir terus menyelimuti hatiku. Kami yang  saat itu berada di dekat mereka hanya dapat menunggu dengan cemas. Kami berharap,tim penyelamat akan segera datang ke lokasi dan menyelamatkan mereka.

===ooOoo===

“Wiiiuuu....wiiiuuu....wiiiuuu...”terdengar suara sirine dari arah belakang.

Empat buah mobil bertuliskan “Polisi” datang mendekat ke lokasi. Di belakangnya juga terlihat dua mobil ambulan yang bergerak ke sini. Perasaan takut,cemas,dan khawatir yang menyelimuti kami sedikit berkurang saat melihat sekelompok mobil tersebut. Akhirnya setelah 5 menit lebih kami menunggu,tim penyelamat yang kami panggil telah datang. Saat tim tersebut tiba di lokasi,ayah langsung mendekat ke salah satu mobil polisi. Sekelompok orang berseragam lengkap turun dari mobil-mobil tersebut. Tak ketinggalan enam orang perawat dan dua dokter mengikuti di belakang mereka.

“Selamat pagi pak”ayahku menyapa seorang inspektur polisi yang sepertinya adalah pimpinan dari tim tersebut.

“Selamat pagi pak”jawab orang tersebut.

“Kami merasa bersyukur,anda dan tim penyelamat cepat datang ke sini”ucap ayahku.Wajahnya yang tadi cemas sekarang berubah menjadi lebih tenang.

“Sudah menjadi kewajiban kami untuk menolong orang yang membutuhkan bantuan seperti anda”inspektur tersebut menjawab dengan bijkasana.

Sementara inspektur itu berbicara dengan ayah,tim penyelamat yang lain sedang berusaha mengeluarkan dua orang yang terjebak di dalam mobil yang terbalik itu.

Setelah sekitar lima menit,tim penyelamat berhasil mengeluarkan mereka. Aku melihat empat orang perawat membawa dua tandu datang. Tim penyelamat segera menaikkan mereka ke atas tandu dan membawanya ke dalam ambulan.

“Dia...”kataku cemas ketika tandu yang membawa gadis itu berjalan melewati tubuhku.

Aku merasa khawatir dengan kondisinya. Darah yang keluar lebih banyak dari yang kulihat tadi. Dan luka memar di kakinya itu pasti terasa sangat sakit. Namun,meskipun begitu ada suatu kelegaan yang terlintas saat aku melihat tubuhnya masih bernafas.

“Syukurlah...”kataku.

Di tempat lain,tandu yang membawa pria pengemudi mobil hitam tersebut sudah mencapai ambulan lebih dulu. Aku belum sempat melihat kondisinya. Tapi aku berharap pria tersebut juga dapat terselamatkan.

Akhirnya,kedua mobil ambulan tersebut membawa mereka ke rumah sakit terdekat.

Sementara ambulan itu pergi,inspektur yang tadi berbicara dengan ayah terlihat sedang melaporkan sesuatu lewat ponselnya. Anggota tim penyelamat lainnya yang sedang berada di lokasi segera melakukan olah TKP. Mereka mengecek setiap sudut jalan dan bagian mobil yang terbalik.Sampai kemudian, datang sebuah truk pengangkut mobil ke TKP. Truk tersebut membawa mobil hitam itu pergi. Dan setelah melakukan pembersihan TKP,tim penyelamat kembali ke markas mereka.

Aku,ibu,dan ayah segera kembali ke dalam mobil. Mobil kami berjalan perlahan meninggalkan lokasi tersebut. Saat itu entah mengapa aku ingin terus menengok ke belakang. Sepertinya ada sesuatu yang menarik perasaanku. Saat aku menengok ke belakang,aku melihat bayangan gadis itu berdiri di tengah jalan dengan memandang ke arahku. Aku merasa takut dan menyembunyikan kepalaku di ujung kursi. Lalu sebuah tulisan berwarna merah darah tiba-tiba muncul di kaca belakang mobilku. Tulisan itu berkata,

“Kau akan mati bersamaku”

Perasaanku menjadi campur aduk saat membaca tulisan itu. Takut,cemas,dan khawatir semua menjadi satu. Aku terus menatap tulisan tersebut hingga sebuah kalimat lain muncul.

“Lihatlah ke depanmu... “

Aku sangat takut setelah membaca kalimat kedua tersebut. Dan...ketika aku memalingkan wajahku ke depan,tiba-tiba sebuah truk sangat besar sudah berada tepat di depan mobilku.

“Tiiiiinnnnnnnn....!!!”suara klakson sangat keras terdengar dari truk tersebut.

Aku berteriak sekencang-kencangnya

“Aa..arrgg!!!!!” dan kemudian.... semua kejadian itu menghilang.

Aku tersadar. Aku membuka kedua mataku dan menemukan diriku sedang berbaring di atas tempat tidur. Kepalaku terasa sangat pusing. Semua kejadian tadi sungguh terasa nyata untukku. Aku tak mengira,kisah perjalanan malam itu akan muncul sebagai mimpi buruk saat aku tidur. Meskipun begitu aku masih penasaran dengan sosok gadis berambut putih yang saat itu aku temui.

Tiba-tiba alarm di ponselku berbunyi. Hal itu menandakan bahwa sekarang sudah jam setengah lima pagi. Aku bergegas menggapai ponsel tersebut dan mematikan alarmnya.

“Hhh...pusing sekali kepalaku”gerutuku saat itu.

Kemudian aku menengok ke samping,terlihat sebuah buku biru dan seragam berwarna hitam tergeletak di tempat tidurku.

“Hhh....”aku menghembuskan nafas.

“But,you have came to me since the beginning. You smiled,like an angel was giving a life hope in the dark time. The eyes gaze in that night,realized me why I am here. So I want to know you,more”